Sabtu, 17 November 2012

SMK Mikael Surakarta

                                                                            
                                                                 Sejarah SMK Mikael

SMK Katolik St. Mikael Surakarta adalah sebuah sekolah menengah kejuruan di Surakarta, Indonesia. Penyelenggaraan sekolah ini berada di bawah Yayasan Karya Bakti Surakarta. Kolese ini biasa disebut dengan singkatan MICO (Michael College).
Kampus kolese Mikael berlokasi di Surakarta , Jawa Tengah, Indonesia. Institusi ini dikelola oleh Romo Jesuit, terbagi dalam dua lembaga pendidikan yaitu : Akademi Teknik Mesin Industri (ATMI St. Mikael) dan Sekolah Menengah Kejuruan Mikael (SMK St. Mikael).
SMK Katolik St. Mikael Surakarta berada dibawah penyelenggaraan Yayasan Karya Bakti Surakarta. Selain SMK, Yayasan ini juga memiliki 2 akademi yaitu ATMI Surakarta dan ATMI Jakarta.
SMK St. Mikael pada awalnya bernama STM Kanisius, didirikan pada tahun 1962 oleh Romo Wakkers SJ dengan dua jurusan yaitu : Mesin Umum dan Bangunan Gedung.
Berdasarkan keputusan Dirjen Dikdasmen No. 001/c/Kep/1.86 ditetapkan sebagai sebagai STM swasta dengan status akreditasi DISAMAKAN dan pada waktu itu merupakan STM swasta pertama di Jawa Tengah yang berstatus disamakan.
Saat ini SMK Katolik St. Mikael Surakarta hanya memiliki satu Program Keahlian yaitu Teknik Pemesinan (Mesin Perkakas) dengan 2 spesialisasi yaitu Mekanik dan Design (Perancangan)
Untuk lebih meningkatkan kualitas tamatan, SMK St. Mikael juga menjalankan program plus, yaitu dengan menambah jam praktik mekanik dan gambar serta mata pelajaran lain sesuai kebutuhan kerja ataupun studi lanjut. Disamping itu juga diterapkan : Total Block System, Production Base Education and Training, Capacity Oriented dan Market Oriented.
Orientasi praktik :
  • Kelas 1 : Sense of Quality
  • Kelas 2 : Sense of Efficiency
  • Kelas 3 : Production and Advance Technology
Untuk lebih meningkatkan kualitas SMK Mikael mulai TA 2009/2010 membuat 2 program spesialiasasi yaitu spesialisasi mekanik dan gambar (drafter). Pencapaian kurikulum untuk spesialisasi mekanik yaitu pematangan pada teknik CNC sampai dengan pemrograman menggunakan CAM software, sedangkan untuk spesialisasi gambar (drafter) siswa didik untuk mampu merancang dengan menggunakan software gambar 3D base (Solid work dan Inventor). SMK Mikael juga mengembangkan teaching factory dengan fasilitas mesin CNC Milling 3 Axis dan CNC bubut 4 Axis.
SMK St. Mikael telah meluluskan lebih dari 2500 alumni yang sebagian besar bekerja di bidang industri baik milik pemerintah, swasta maupun menjadi wiraswastawan.

1 Agustus 1962 STM Kanisius didirikan oleh Pater Wakkers, SJ (alm) dengan mengambil lokasi di gedung SD Kanisius Pasar Kliwon, Surakarta, dan Gedung Paroki Purbayan.
1962 STM Kanisius dipimpin oleh Bapak Wahyosudibyo (alm), dibantu Bapak A. Soedirdjo (alm) sebagai wakil, serta Bapak Nico Suharjo, Bapak Inigo Soetarmo (alm), Bapak Slamet Atmoprajitno, Bapak Totngaedi, serta beberapa guru dari STM Negeri I, ST Negeri III, dan ST Negeri VII. STM Kanisius memiliki dua jurusan, yaitu jurusan Mesin Umum dan Bangunan Gedung. Pada waktu itu sekolah masih masuk siang (Jam 13.30 – 18.50).
1 Agustus 1963 STM Kanisius pindah ke gedung SMP Kanisius II di Jalan Honggowongso 110, Surakarta.
1964 Yayasan Karya Bakti didaftarkan dan disahkan notaris. Didatangkan beberapa unit mesin bongkaran dari Eropa, antara lain mesin bubut, mesin sekrap, dan mesin gergaji kayu. Dengan demikian, disamping mendapatkan pelajaran praktek biasa yang diselenggarakan di ST Negeri III Purwonegaran, para siswa memperoleh kesempatan untuk memakai, memelihara, dan merawat mesin. Yayasan membeli tanah di desa Karangasem, Laweyan, Surakarta yang kemudian di atasnya dibangun bengkel dan kelas-kelas untuk STM Katolik Santo Mikael.
Desember 1966 Diangkat dua tenaga karyawan yang digaji pemerintah dengan status jabatan: seorang tenaga guru negeri, seorang tenaga subsidi, seorang tenaga administrasi subsidi.
1 Januari 1967 Berkat perjuangan Bapak Haryadi, yang bekerja pada Direktorat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Pusat di Jakarta, dengan Surat Keputusan Pemerintah tertanggal: Jakarta 30 Desember 1966 No. 4464/BS/F.II, maka mulai tanggal 1 Januari 1967 nama STM Kanisius diganti dengan nama STM Katolik Santo Mikael Bersubsidi, Surakarta, berstatus Swasta Bersubsidi.
1968 Dibangun kampus baru di Jl. Mojo No. 1, Karangasem, Laweyan, Surakarta (masih ditempati sampai sekarang).
1969 Pergantian Kepala Sekolah dari Bapak Wahyosudibyo kepada Bapak Wirasmo dan kemudian kepada Bapak Sihombing.
1 Januari 1970 STM Katolik Santo Mikael mulai menempati kampus baru di Karangasem, Laweyan, Surakarta.
1971 Jurusan Bangunan Gedung ditiadakan. Jurusan ini telah berhasil meluluskan 146 alumni. Sejak saat itu, pelajaran praktek dapat dilakukan sepenuhnya di bengkel ATMI, di bawah pengawasan Instruktor ATMI, pada saat para mahasiswanya mengikuti kuliah teori.
1974 Pergantian Kepala Sekolah dari Bapak Sihombing kepada Bapak Timoteus Soedarsono.
1983 STM Katolik Santo Mikael membangun bengkel baru yang terpisah letaknya dari bengkel lama milik ATMI. Bengkel baru ini - selain merupakan fasilitas praktek STM Katolik Santo Mikael - juga digunakan untuk fasilitas lembaga latihan kerja atau Job Training bagi lulusan STM Katolik Santo Mikael yang tidak masuk ATMI atau tidak ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Lembaga baru yang bernama Pendidikan Pelaksana Tehnik (PPT) ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik agar lebih siap memasuki lapangan kerja. Selama satu tahun peserta didik mendapat latihan intensif untuk praktek yang lebih produktif dengan spesialisasi Mechanic Sheet-Metal dan Las-Konstruksi. PPT dikelola oleh ATMI.
1984 Kurikulum baru tahun 1984 ditetapkan. Secara bertahap siswa memakai kurikulum baru tersebut sejak 1985. Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan No. 794/103.9/M”86 tertanggal 20 Agustus 1986, secara resmi STM Santo Mikael memakai kurikulum 1984 Rumpun Tehnologi Pengerjaan Logam (TPL) dengan program studi Mesin Produksi. Tahun 1987/1988 seluruh peserta didik kelas I, II, dan III telah melaksanakan kurikulum tahun 1984.
15 November 1985 Berdasarkan Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah No. 001/C/Kep/1.86, sebagai hasil akreditasi, STM Katolik Santo Mikael diberi status “DISAMAKAN”.
1987/1988 Diterima tiga kelas siswa baru di kelas satu. Dengan demikian, jumlah siswa baru yang diterima menjadi 120 peserta didik (yang sebelumnya 80 siswa).
1989/1990 STM Katolik Santo Mikael menjalankan Program Plus agar tamatannya lebih mampu berkompetisi memasuki dunia kerja maupun studi lanjut di ATMI. Program Plus yang dimaksud ialah plus Gambar Produktif 700 jam dan Praktek Mekanik 400 jam dengan sistem blok di kelas III. Akreditasi ulang dilaksanakan tahun 1990, dan dengan SK No. 349/C/Kep/I/1990 STM Katolik Santo Mikael kembali dikukuhkan statusnya sebagai yang Disamakan.
1994 Jurusan yang semula bernama Mekanik Umum diubah menjadi Jurusan Teknologi Pengerjaan Logam dengan Program Studi Teknik Mesin Produksi. Pembaruan kurikulum ini menekankan pada penyelenggaraan Pendidikan Sistem Ganda. Dengan demikian apa yang sudah dirintis selama bertahun-tahun mendapatkan wujud yang jelas dari Pemerintah dengan adanya pembaruan kurikulum tahun 1994. Dalam praktek,
1995 Mendikbud RI (Bapak Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro) berkenan melihat dari dekat keberhasilan STM Katolik Santo Mikael dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan terutama dalam penerapan Link and Match.
1997 Singkatan STM diganti menjadi SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) sehingga yang sebelumnya STM Katolik Santo Mikael menjadi SMK Katolik Santo Mikael.
1999 Pemerintah memberlakukan kurikulum baru yaitu Kurikulum 1994 Edisi 1999. Dengan berlakunya kurikulum ini, terjadi pergantian istilah dari Jurusan Teknologi Pengerjaan Logam dengan Program Studi Teknik Mesin Produksi menjadi Bidang Keahlian Teknik Mesin dengan Program Keahlian Teknik Mesin Perkakas.
2 Februari 2002 Pergantian Kepala Sekolah dari Bapak Tim Soedarsono kepada Bapak Drs. Antonius Suroto. SMK Katolik Santo Mikael ditetapkan oleh pemerintah sebagai sister dari IGI (Indonesian German Institute). IGI adalah lembaga kerja sama pemerintah Indonesia dan Jerman untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia. Ada rasionalisasi Program Plus Gambar dan Plus Mekanik hal ini dilakukan sejalan dengan perubahan kurikulum yang berlaku. Adapun bentuk rasionalisasi yaitu Plus Gambar bagi semua siswa dan diberlakukan Total Block System. Pada bulan September dan November dilakukan External Audit oleh TÜV (Technischer Überwachnungsverein)/Dinas Pengawasan Tehnis Rheiland Jerman dan direkomendasikan untuk memperoleh sertifikat.
2003 SMK Katolik Santo Mikael di usianya yang ke 40 tahun terbukti semakin matang sebagai SMK unggulan di bidangnya dimana pada tanggal 7 Januari 2003 merupakan hari bersejarah dengan diterimanya sertifikat ISO 9001:2000 nomor 01 100 018826 dari PT TÜV Internasional Indonesia. Dengan sertifikat ini, SMK Katolik Santo Mikael merupakan SMK pertama di Indonesia yang diakui secara international dalam manajemen mutunya.
2004 Diberlakukan Kurikulum 1994 Edisi 2004, pada tahun ini pula ini terjadi pergantian istilah dari Bidang Keahlian Teknik Mesin dengan Program Keahlian Teknik Mesin Perkakas menjadi Program Keahlian Teknik Pemesinan.
2006 SMK Katolik Santo Mikael memperoleh Akreditasi A (Amat Baik) melalui Surat Keputusan dari BAS (Badan Akreditasi Sekolah) Provinsi Jawa Tengah nomor 018/BASPROP/TU/I/2006. Hal ini semakin membuktikan bahwa SMK Katolik Santo Mikael Surakarta bukan hanya “The First” untuk Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000 tetapi juga “The Best” dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan terutama program studi Mesin Perkakas. Disamping itu, SMK Katolik Santo Mikael Surakarta menjadi contoh bagi SMK lain di Indonesia. Hal ini terbukti dengan makin banyaknya sekolah ataupun institusi pendidikan di Indonesia yang melakukan studi banding untuk belajar dari pengalaman SMK Katolik Santo Mikael Surakarta dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan.
2008/2009 SMK Katolik Santo Mikael Surakarta menambah jumlah siswa kelas X menjadi 160 orang dengan tiap kelas diisi 40 siswa.
1 Agustus 2008 Pergantian kepala sekolah dari Bapak Drs. Antonius Suroto kepada Romo Tibotius Agus Sriyono SJ, M. Hum.,M.A.

Last Updated on Friday, 22 June 2012 08:01       Sumber : http://www.smkmikael.sch.id        
Untuk rekan-rekan yang ingin mengetahui lebih banyak tentang SMK Mikeael dapat melihat di :

            Beberapa foto tentang saya dan rekan-rekan, guru, serta karyawan SMK Mikael  SOLO