Andra Junaidi (lahir di Surabaya, Jawa Timur, 17 Juni 1972; umur 39
tahun) adalah gitaris dari grup band Andra and The BackBone dan mantan
gitaris dari grup band Dewa 19.
Biografi
Andra Junaidi
dilahirkan pada tanggal 17 Juni 1972 sebagai anak bungsu dari enam
bersaudara hasil pernikahan pasangan A. Ramadhan dan S.M. Fadilah. Andra
mengaku terlambat mengenal musik, karena baru SMP lewat ekskul musiklah
ia mulai tertarik pada musik. Pertama ia bermimpi untuk menjadi seorang
drummer terkenal, tapi karena masalah biaya untuk membeli Drum sangat
mahal dan setelah melihat teman2nya asyik memetik gitar, hobinya pun
berganti. Bermodal gitar pinjaman, ia mulai belajar gitar, dan memang
karena bakat, kemampuan dan teknik permainannya berkembang sangat pesat.
Di SMPN 6 inilah, Andra bertemu dengan Dhani, Wawan, dan Erwin kemudian
mereka sepakat untuk membentuk band dengan nama Dewa. Aliran rock yang
pertama mereka geluti akhirnya pindah ke jazz akibat pengaruh Erwin.
Masalah kemudian bergelayut pada kehidupan Andra yaitu ketika ia harus
memilih antara kariernya sebagai pemusik atau meneruskan kuliahnya di
jurusan ?desain interior. Dengan pertimbangan yang matang, akhirnya
Andra memilih untuk terus meniti karier di dunia musik, tapi bukan
berarti langkahnya tetap ?mulus, karena kedua orang tuanya tidak setuju
kalau Andra harus melepaskan bangku kuliahnya. Layaknya orang tua biasa,
mereka ingin melihat Andra meraih gelar sarjana seperti kelima kakaknya
yang sudah selesai. Tapi akhirnya kedua orang tuanya mau mengerti dan
memang terbukti pilihan Andra tepat. Setelah melepaskan kuliahnya,
konsentrasinya ke Dewa 19 membuat kreativi- ?tasnya lebih tergali.
Kontribusi Andra terhadap komposisi lagu Dewa 19 tak bisa dipungkiri.
Pada tahun 1999 Andra menikah dengan Ismulia Permatasari dan sudah
dikaruniai seorang putri yaitu Yasmeen Fadilah dan seorang putra yang
diberi nama Timur Zavier.
Andra yang merupakan salah satu motor
dan pendiri grup Band Dewa19, dengan kesetiaan seorang Andra dalam
membesarkan Dewa19 itulah yang patut diacungi jempol, karena Andra
adalah satu2nya orang selain Dhani sendiri yang dari awal sampai
sekarang masih merupakan personil Dewa19. Tapi dari dulu Andra memang
sangat ingin membuat album solo sendiri, sedikit demi sedikit dia
mengumpulkan lagu2 yang diciptakannya sendiri untuk project album
solonya. Tapi karena jadwal Dewa19 yang sangat padat dan memang
orientasi pertama adalah untuk band kesayangannya itu maka Album solonya
sedikit tertunda.
Sampai pada tahun 2006 saat jadwal Dewa19
tidak terlalu padat akhirnya Andra mulai serius membuat Album solonya
itu. Karena ditahun-tahun sebelumnya Andra bertemu dengan Stevie Morley
Item yang kala itu sebagai additional player Dewa19 dan merasa cocok
dengan gaya permainan Stevie, jauh2 hari Andra sudah pernah menawarkan
kepada Stevie untuk ikut bergabung dalam project tersebut. Mereka berdua
seperti mempunyai misi dan visi yang sama dalam hal bermusik.
Ditahun yang sama Andra & Stevie menemukan seorang Dedy Lisan yang
menurut mereka cukup cocok membawakan lagu2 ciptaan Andra. Setelah
mereka membuat demo dan menyerahkan ke label rekaman, dengan jalan yang
bisa dibilang cukup mulus akhirnya mereka berhasil menelorkan album
pertama mereka Andra and The BackBone dan mengusung nama yang sama untuk
nama band mereka. Akhirnya berhasil juga perjuangan seorang Andra
mempunyai Album yang sudah lama di nanti2kan oleh banyak penggermarnya.
Dengan keluarnya Album tersebut bukan berarti Andra tidak setia lagi
dengan band terdahulunya Dewa19, justru hal ini yang tetap mempererat
hubungannya dengan Dhani dan Dewa19 itu sendiri. Selain dapat restu dan
persetujuan dari Dhani juga karena Dewa19 tetap merupakan prioritas
utama Andra dan Backbone sebagai selingan dan mainan barunya.
Ian Antono yang memiliki nama asli Jusuf Antono Djojo (lahir di Malang,
Jawa Timur, 29 Oktober 1950; umur 61 tahun) adalah seorang musisi dan
pencipta lagu yang juga salah seorang gitaris kelompok musik rock
legendaris God Bless.
Awal karier
Pada awalnya, Ian
Antono merupakan seorang drummer. Namun setelah mendengar musik-musik
The Shadows ia mulai berminat menjadi gitaris. Ia pun akhirnya bergabung
dengan band Abadi Soesman yang waktu itu namanya cukup diperhitungkan.
Tahun 1970 ia hijrah ke Jakarta dan bergabung dengan band Bentoel yang
menjadi pengiring bagi penyanyi Emilia Contesa dan Trio The King.
Akhirnya tahun 1974 ia resmi menjadi gitaris God Bless dan merilis
album-album seperti Huma Diatas Bukit (1975), Cermin (1980), Semut Hitam
(1989). Nama Ian Antono mulai menarik perhatian karena pada saat itu
atmosfer musik rock di Indonesia belum ada yang memulai. God Bless lah
yang pertama kali mempelopori. Secara otomatis Ian juga menjadi gitaris
pertama yang berkibar di jalur rock Indonesia.
Gong 2000
Setelah mundur dari God Bless dan Ian bergabung dengan grup Gong 2000
dan merilis album-album seperti Bara Timur (1991), Laskar (1994), dan
Prahara (1996).
Sewaktu masih memperkuat God Bless permainan
Ian berbeda dengan semasa ia memperkuat Gong 2000. Di Gong 2000 ia
banyak memasukkan unsur musik Bali. Hal itu dibuktikan pada setiap
penampilannya, Ian setidaknya mengikutsertakan 20 musisi asli Bali.
Tahun 1997, Ian kembali memperkuat God Bless dan berduet dengan Eet
Sjahranie yang masih berstatus sebagai gitaris God Bless. Konsep double
gitar ini cukup menarik perhatian meski pada akhirnya album "Apa Kabar?"
gagal dipasaran.
Ian Antono juga merupakan sosok seorang
musisi yang produktif. Dalam setahun beliau bisa menggarap album untuk
beberapa penyanyi. Banyak album yang tidak lepas dari sentuhan hangatnya
termasuklah Iwan Fals, Anggun C. Sasmi, Nicky Astria, Doel Sumbang,
Gito Rollies, Ebiet G Ade, Ikang Fawzi dan banyak lagi. Karya Ian Antono
di arena muzik telah menerima banyak penghargaan. Antaranya ialah BASF
Award (1987 - 1988) untuk Arranger Terbaik dan Komposer Terbaik untuk
album Gersang (Nicky Astria), HDX Award (1989) untuk lagu Buku Ini Aku
Pinjam (Iwan Fals), BAFS Award (1989) Album Bara Timur (Gong 2000)
sebagai The Best Selling Album dan The Best Arranger & Composer, HDX
Award (1994) untuk album Laskar (Gong 2000) sebagai Album Terbaik. Yang
tidak kalah pentingnya adalah penghargaan dari Diamond Achievement
Award atas dedikasi dan prestasi yang tinggi di industri musik pada
tahun 1995.
Sebuah pengalaman yang menarik bagi Ian adalah
ketika pada tahun 1999 ia diundang oleh Ramli Syarif untuk ikut
memeriahkan ajang Formula-1 di Malaysia. Bagi Ian ini bukan pengalaman
biasa, pasalnya disana turut hadir pula grup kolaborasi dewa gitar
dunia, G3 dan grup rock legendaris Jethro Tull. Dengan memanfaatkan sesi
check sound, Ian mempelajari perangkat milik Steve Vai yang jumlahnya
banyak. Dari situ ia menambah ilmu dan wawasan yang belum pernah ia
dapatkan di Indonesia.
Kebesaran nama dan kontribusinya bagi
dunia musik Indonesia membuat para musisi muda Indonesia menggelar
proyek album A Tribute To Ian Antono yang dimeriahkan oleh artis-artis
musik Indonesia seperti EdanE, Sheila On 7, Padi, Gigi, Cokelat,
Boomerang, /rif, dll.
Ian Antono pada tahun 2007 ini sering
memakai Gibson Les Paul standar dan juga Gibson SG double neck. Untuk
perangkat latihan di rumah ia memakai Marshall, namun untuk LIVE dan
rekaman di studio ia menggunakan Mesa Boogie. Tak ada efek macam-macam
yang ia gunakan selain sebuah delay.
Gitar Yang
Digunakan : Gibson Les Paul Standar, Gibson SG Double Neck, Hamer,
Kramer Tracer, Fender Stratocaster, Ibanez JEM 77, Washburn N-4, Gibson
Les Paul Deluxe, Ovation Elite, Gibson Chat Atkins, Martin CMF, Martin
EST 12 senar, dan Seagull
Ampli : Messa Boogie Strategy 400, Marshall JCM 900 1960, Trace Elliot AC-100, Messa Boogie Quad, Messa Boogie Tri Axis
Efek : Roland GP8. Harmonizer Eventid H-3000S
Satriyo Yudi Wahono biasa dipanggil Piyu (lahir di Surabaya, Jawa Timur,
15 Juli 1973; umur 38 tahun) adalah lead gitar grup musik Padi.
Karier
Sebelum bersama teman-temannya mendirikan Padi, Piyu pernah bergabung
dengan grup lain, yaitu Crystal, Airo dan Rotor.[1] Selain sibuk di
Padi, putra alm. Soeprajitno Adie ini juga menjadi manajemen sekaligus
produser dari grup musik baru, Drive Band. Piyu pun pernah menjajal
dunia akting dengan turut serta dalam film Tina Toon & Lenong Bocah.
Di film bergenre komedi anak-anak itu, Piyu hanya muncul selintas atau
tidak lebih dari dua menit saja. Ia berperan sebagai penjaga sekolah.
Keikutsetaannya ini sebagai langkah awal belajar untuk menggarap album
soundtrack.[2].
Kehidupan pribadi
Lulusan Fakultas
Ekonomi Unair ini menikah dengan Anastasia Florin pada tanggal 17
September 2005.[3] Flo, panggilan akrab Anastasia Florina Limasnax,
adalah putra Frans Limasnax, importir dan distributor VCD/DVD original
Vision Interprima Pictures dan Horizon.[4] Dari pernikahan ini, mereka
telah dikaruniai dua anak, Anastasia Mikaela Satriyo (lahir 4 September
2006)[5] dan Aryanna Noella Satriyo (lahir 25 Desember 2007)[6]
Tohpati Ario Hutomo (lahir di Jakarta, 25 Juli 1971; umur 40 tahun) atau
yang lebih dikenal dengan panggilan Tohpati adalah seorang gitaris dan
penulis lagu Indonesia. Tohpati merupakan salah satu gitaris jazz yang
terkenal. Hal tersebut dikarenakan seringnya ia tampil di TV bersama
penyanyi-penyanyi pop seperti Krisdayanti, Glenn Fredly, Rossa, Chrisye,
dan lain-lain. Banyak karya-karyanya memadukan elemen kebudayaan
tradisional sejalan dengan usahanya untuk memadukan unsur modern dan
unsur tradisional Indonesia dalam musik-musiknya. Aliran musik jazz-nya
dipengaruhi oleh banyak gitaris jazz dunia, tapi yang paling besar dalah
pengaruh dari gaya permainan Pat Metheny.
Awal Karier
Sejak masih remaja ia sudah sering tampil di panggung-panggung Jakarta.
Bahkan ia pernah menyabet gelar Gitaris Terbaik pada Festival Band
se-DKI pada saat usianya baru 14 tahun. Kemudian tahun 1989 juga
terpilih menjadi Gitaris Terbaik festival Band se-Jawa. Di tahun itu
juga ia menyabet gelar Gitaris Terbaik pada Yamaha Band Explosion
tingkat Nasional.
Perjalanan Karir
Tahun 1993, ia
kemudian tergabung dalam grup "Simak Dialog" yang beranggotakan Riza
Arshad, Arie Ayunir, dan Indro Hardjodikoro. Nama yang disebutkan
terakhir ini kemudian menjadi orang yang paling sering bermain bersama
Tohpati dimana-mana. Bersama "Simak Dialog" Tohpati telah merilis tiga
album : Lukisan, Baur, dan Trance / Mission.
Tahun 1998,
Tohpati merilis album solo perdananya. Dalam album ini ia menampilkan
beberapa penyanyi seperti Shakila dan Glenn Fredly yang beberapa waktu
sebelumnya baru mulai meroket namanya bersama grup "Funk Section". Untuk
memopulerkan albumnya, Tohpati merilis video clip lagu berjudul Lukisan
Pagi yang dibawakan bersama Shakila. Lagu tersebut sangat populer dan
menjadi jawara di beberapa tangga lagu di tanah air.
Album
keduanya, Serampang Samba, lebih banyak menyajikan hits-hits
instrumental. Berbeda dengan album sebelumnya, kali ini Tohpati hanya
merilis video clip lagu Jejak Langkah Yang Kau Tinggal yang dibawakan
bersama Glenn Fredly. Serampang Samba juga memuat lebih banyak
musik-musik tradisional Indonesia dengan saratnya permainan gitar
akustik dan elemen-elemen musik Bali. Bisa dibilang album ini lebih
idealis dari album sebelumnya.