Apalah arti gunung-gunung tinggi menjulang
Berbaris rapi penuh keindahan
Hijau dan biru nan segar dipandang
Vila-vila berjajar tawarkan godaan
Berjibun kekayaan terpendam di dalamnya
Namun di lereng tampak setumpuk sampah
Hitam dan cokelat nan perih dipandang
Berbaris rumah tak layak tinggal
Terdengar tangis bayi kelaparan
Suara rintih ibu menahan kenyataan
Seorang ayah tak kuat lagi menahan beban
Bocah-bocah kecil berlarian tak berseragam
Gedung-gedung tinggi pencakar langit
Tertata megah hiasi metropolitan
Pejabat berseragam mulai berdatangan
Dengan mobil tanpa segaris goresan
Pulang sudah membawa uang sekarung
Dan makan hingga perut mengembung
Namun yang ada di bawah gedung itu
Gerobak kaki lima yang tak tahu nasib
Saat polisi menggerebek dan merusak
Para pemulung siap berangkat
Mendaki gunung-gunung sampah
Bocah-bocah berlarian di tengah jalan
Mendekati mobil-mobil tuk menadahkan tangan
Tanpa seragam tanpa sepatu
Hanya gitar dan gelas plastik
Buruh-buruh tetap bertahan
Walau terus sesalkan upah
Lautan biru luas terbentang menantang
Angin komandokan ombak bergulung-gulung
Datang silih berganti menepi di bibir pantai
Berjuta ikan berenang tawarkan diri
Bertriliun kekayaan tersimpan di dalam
Terumbu karang hiasi lautan
Mutiara bersinar kilaukan samudera
Namun apa yang di pantai
Perahu nelayan berjajaran siap berangkat
Nelayan siap melawan badai dan menerjang ombak
Walau di tengah lautan yang luas
Nyawa jadi taruhan demi mencari secuil kekayaan lautan
Kail dan jala masih tidak cukup menghidupi mereka
Apa arti indahnya biru lautan
Jika mereka tak bisa beri makan keluarga
Anak-anak masih bersepatukan pasir dan berpensil pancing
Inilah negeri kita..
Yang katanya kaya tapi sengsara..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar